Alhamdulillah, sudah bulan baru. Hari ini, tanggal 1 Juni, adalah hari lahirnya Panca Sila. Dan jadinya, absen manual libur. Syukurlah, jadi bisa maksimal di rumah. Seperti pertengahan maret kemarin, sejak diberlakukan work from home, dan siswa belajar secara daring di rumah, ada satu murid istimewa di rumahku. Dari bangun tidur, hingga tidur lagi, hari-hari kami lalui bertiga. Seperti bulan- bulan yang lalu, kubimbing anakku belajar, untuk bisa mengerjakan tugas-tugasnya, prnya, bahkan ujiannya sendiri, tanpa bergantung kepadaku, yaa walaupun kadang dengan adu argumentasi dengannya. Dia, tidak gampang menerima langkah atau pun metode pembelajaran yang berbeda dengan guru nya di sekolah, selalu diawali kata miss kami, kata ustads kami, dst. Akhirnya, ku sampaikan pada anakku, bahwa, cara guru menyajikan materi pelajaran, itu berbeda-beda, karena beda latar belakangnya, beda style, dan banyak lagi. Pelan- pelan, ku sampaikan padanya, bahwa dia harus mulai belajar dengan metode yang berbeda dengan guru nya, karena, sebentar lagi, dia sudah SMP, dan guru nya lebih banyak dari guru SDnya kemarin, yang hanya beberapa. Yaa, setelah dipikir-pikir, ternyata lebih gampang mengajar anak orang lain yang dalam satu minggu ada 159 murid. Dibandingkan dengan satu siswa ini. Mungkin itu lah yang juga dialami oleh orang tua lain di rumah, dengan adanya work from home ini. Beruntungnya, kita adalah guru, sehingga nggak begitu kesulitan membimbing anak sendiri. Naah kalo orang tua nya pebisnis, dokter, buruh, atau profesi yang lain, nggak kebayang kan repotnyaa. Itu lah guys, dengan adanya WFH ini, baru terasa kaan, bagaimana repotnya menjadi seorang guru.